Allah: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
Top4Bot (parembugan | pasumbang)
→‎top: ganti isi, replaced: sawijining → siji (2)
Tanpa ringkesan besutan
Larik 1:
{{Basa campuran}}
[[Gambar:Dcp7323-Edirne-Eski_Camii_Allah.jpg|thumb|right|Kaligrafi '''Allah''' ing siji [[Masjid]] Tuwa ing [[Turki]]]]
'''Allah''' ([[basa Arab]] ''allāhu'' الله) utawi kadhang kala ditembungaken déning tiyang Jawi dados '''Gustialah''', inggih punika iku siji tembung kang dipundhut saking basa [[Arab]] ingkang ateges "[[Pengèran]]". Tembung punika luwih kesohor minangka asma tumrap Pengèran déning tiyang ingkang anganut agami [[Islam]]. Tembung punika wonten kalangan para panutur basa [[Arab]], minangka tembung kang umum kanggo peparing asma tumrap Pengèran, kalebet kanggé tiyang [[Yahudi]] kaliyan [[Kristen]] Arab. Mangka, tembung punika katingal dipungunakaken ugi wonten pertalan kitab suci agama Kristen kaliyan Yahudi ingkang ngagem basa Arab, ugi pertalan [[Injil]] wonten basa [[Indhonesiyah]] kaliyan [[Turki]].
 
<!--
=== Asma Allah ===
Berdasarkan keterangan :
''Allohu ismun li dzatil wajibul wujud''
artinya :
Alloh itu adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada jenengan/namanya.
Jadi jelaslah Alloh itu adalah sebuah nama kepada Dzat yang wajib untuk di ibadahi dengan sebenar-benarnya, karena berdasarkan keterangan
 
''Allohu ismun lii dzaati ma'budi bi haqq''
artinya :
Alloh itu adalah sebuah nama kepada Dzat yang wajib di ibadahi dengan sebenar-benarnya ibadah.
-->
 
<!--=== Asal usul nama Allah ===
Ada beberapa ulama berpendapat bahwa kata atau 'Allah' adalah asal katanya adalah
#. Lahun
#. Ilaahun, kemudian ditambah dengan Alif Lam menjadi
#. Al Ilaahun, kemudian ditasdidkan lam pertama dengan lam akhir sehingga menjadi lafad
#. Allah
-->
 
<!--==Etimologi==
Beberapa teori mencoba menganalisa etimologi dari kata "Allah". Salah satunya mengatakan bahwa kata Allāh (الله) berasal dari gabungan dari kata al- (sang) dan ʾilāh (tuhan) sehingga berarti "Sang Tuhan". Namun teori ini menyalahi bahasa dan kaidah bahasa Arab. Bentuk ma'rifat (definitif) dari ilah adalah al-ilah, bukan Allah. Dengan demikian kata al-ilah dikenal dalam bahasa Arab. Penggunaan kata tersebut misalnya oleh Abul A'la al-Maududi dalam ''Mushthalahatul Arba'ah fil Qur'an'' (h. 13) dan Syaikh Abdul Qadir Syaibah Hamad dalam ''al-Adyan wal Furuq wal Dzahibul Mu'ashirah'' (h. 54). Kedua penulis tersebut bukannya menggunakan kata Allah, melainkan al-ilah sebagai wujud ma'rifat dari ilah. Dalam bahasa Arabpun dikenal kaidah, setiap isim (kata benda atau kata sifat) nakiroh (umum) yang mempunyai wujud mutsanna (dua) dan jamak, maka isim ma'rifat kata itupun mempunyai wujud mutsanna dan jamak. Hal ini tidak berlaku untuk kata Allah, kata ini tidak mempunyai wujud ma'rifat mutsanna dan jamak. Sedangkan kata ilah mempunyai wujud ma'rifat baik mutsanna (yaitu al-ilahani atau al-ilahaini) maupun jamak (yaitu al-alihah). Dengan demikian kata al-ilah dan Allah adalah dua kata yang berlainan.<ref>{{id}}Ahmad Husnan. ''Meluruskan Pemikiran Pakar Muslim''. Al Husna, Surakarta. Cetakan Pertama, Muharram 1425 H / Mei 2005 M. h. 25-27.</ref>-->
 
<!--Teori lain mengatakan kata ini berasal dari kata [[bahasa Aram]] Alāhā.<ref name="EoI">Encyclopaedia of Islam, ''Allah''</ref>
[[Cendekiawan muslim]] terkadang menerjemahkan Allah menjadi "''God''" dalam [[bahasa Inggris]]. Namun demikian, sebagian yang lain mengatakan bahwa Allah tidak untuk diterjemahkan, dengan berargumen bahwa kata tersebut khusus dan agung sehingga mesti dijaga, tidak memiliki wujud jamak dan gender (berbeda dengan God yang memiliki wujud jamak ''Gods'' dan wujud feminin ''Goddess'' dalam bahasa inggris). Isu ini menjadi penting dalam upaya penerjemahan [[Al Qur'an]].
Sebagian besar ulama sepakat bahwa Allah adalah nama dari dzat yang ada di 'arsy yang menciptakan langit dan bumi dan apa-apa yang ada pada keduanya dan diantara keduanya kemudian menjaga dan mengurus keduanya beserta seluruh isinya tanpa henti, merasa lelah atau mengantuk. Allah adalah nama, bukan kata sehingga pada umumnya umat Islam tidak menterjemahkan Allah kepada tuhan atau god. Kata tuhan sendiri lebih dekat dari segi arti kepada kata sayyid (lord dalam bahasa Inggris). Sedangkan kata god lebih dekat kepada kata ilah (sesembahan dalam bahasa Indonesia).-->
 
<!--==Tipografi==
Kata ''Allāh'' selalu ditulis tanpa [[alif]] untuk mengucapkan vowel ''ā''. Ini disebabkan karena ejaan Arab masa lalu berawalan tanpa [[alif]] untuk mengeja ''ā''. Akan tetapi, untuk diucapkan secara vokal, ''alif'' kecil selalu ditambahkan di atas tanda ''[[shadda]]h'' untuk menegaskan prononsiasi tersebut.-->
 
<!--
One exception may be in the pre-Islamic [[History of the Arabic alphabet#Pre-Islamic Arabic inscriptions|Zabad inscription]], where it ends with an ambiguous sign that may be a lone-standing ''h'' with a lengthened start, or may be a non-standard conjoined ''l-h'':-
* as الاه : This reading would be ''Allāh'' spelled phonetically with ''alif'' for the ''ā''.
* as الاله : This reading would be ''Al-'ilāh'' = "the god", uncontracted, by older spelling practice without ''alif'' for ''ā''.
 
[[Unicode]] has a [[glyph]] reserved for ''Allāh'', {{lang|ar|ﷲ}} = U+FDF2, which can be combined with an alif to yield the post-consonantal form, {{lang|ar|اﷲ}}, as opposed to the full spelling ''alif-lām-lām-hā'' {{lang|ar|الله}} which may be rendered slightly differently, in particular featuring a diacritic ''alif'' on top of the ''shadda''. In this, Unicode imitates traditional Arabic typesetting, which also frequently featured special ''llāh'' types.
 
In ''[[Abjad numerals]]'', numeric value of {{lang|ar|الله }} is [[66 (number)|66]].
 
The calligraphic variant of the word used as the [[Coat of arms of Iran]] is encoded in [[Unicode]], in the [[Miscellaneous Symbols]] range, at codepoint U+262B ({{unicode|☫}}).
-->
 
== Allah sajeroning Islam ==
Sajeroning agama Islam, Allah iku siji-sijiné Tuhan (tanpa sekuthu) {{quran-usc|112|1}}, sang panyipta, tuhan saka [[Ibrahim]], [[Ismail]], [[Ishaq]] lan [[Yakub]], uga tuhan saka [[Musa]], [[Dawud]], [[Sulaiman]], [[Isa]] lan [[Muhammad]] (muga rahmat lan shalawat dilimpahaké marang sakabèhané).
Baris 67 ⟶ 22:
* [[Allahua'lam]] (الله أعلم) (Namung Gustialah Ingkang Mahamangertos)
 
<!--===Keberadaan Allah===
Para Imam yang empat telah sepakat bahwa Allah Subhanahu wa ta’alla berada di atas ‘Arsy tidak ada seorang pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.<ref>{{cite web|url=http://www.mediamuslim.info/index.php?option=com_content&task=view&id=2&Itemid=9|title=Pemahaman Tentang "Dimanakah Allah ?"}}</ref>-->
 
<!--==Allah dalam Kristen==-->
<!--kalau sudah cukup panjang bisa ditambah templat ini
{{Kristen}}
-->
<!--Dalam Kristen kata "Allah" merujuk kepada Yang Maha Kuasa secara umum, yang memperkenalkan diri-Nya sebagai [[Tetragrammaton|YHWH]]. Dalam Kekristenan arus utama, Allah diyakini memperkenalkan diri-Nya dalam tiga [[pribadi]], namun Ia tetap satu. Karena itulah dikenal konsep [[Tritunggal]], yaitu manifestasi Allah dalam diri [[Allah Bapa]], [[Allah Anak]] atau [[Allah Putera]] dan [[Allah Roh Kudus]]. [[Allah Bapa]] merujuk kepada Allah yang disapa secara akrab oleh orang Kristen seperti dalam hubungan antara [[ayah]] dengan [[anak|anaknya]]. Hal ini didasarkan pada ajaran Yesus dalam [[Doa Bapa Kami]] dalam [[Injil Matius|Matius]] 6:9, "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu..." Ajaran ini kemudian diperjelas oleh [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] dalam [[Galatia]] 4:6: "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
 
Kata Allah juga dipakai dalam wujud jamak dalam Yudaisme maupun agama Kristen seperti "allah-allah yang lain" untuk dewa-dewa sembahan orang kafir versi Kristen.-->
 
== Réferènsi ==