Parté Golongan Karya: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
c éjaan using AWB
BeeyanBot (parembugan | pasumbang)
c éjaan, replaced: pemerintah → pamaréntah (7) using AWB
Larik 16:
'''Partai Golongan Karya''' (Partai GOLKAR) iku partai pulitik ing [[Indonésia]]. Partai GOLKAR diwiwiti kanthi lairé [[Sekber GOLKAR]] ing kala pungkasan pamaréntahan Presidhèn [[Soekarno]], ya iku ing taun [[1964]] déning [[Angkatan Dharat]] kanggo nandhingi pengaruh [[Partai Komunis Indonésia]] jroning kancah pulitik. Sabanjuré, Sekber GOLKAR owah dadi Golongan Karya sing dadi salah siji organisasi peserta Pemilu.
<!--
Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahanpamaréntahan Orde Baru Presiden [[Soeharto]]), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada Pemilu-Pemilu pemerintahanpamaréntahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu [[1977]], [[1982]], [[1987]], [[1992]], dan [[1997]]. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena pemerintahanpamaréntahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan GOLKAR, seperti [[peraturan monoloyalitas]] [[PNS]], dan sebagainya.
 
Setelah pemerintahanpamaréntahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah wujud menjadi Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahanpamaréntahan Soeharto. Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden [[Habibie]], perolehan suara Partai GOLKAR turun menjadi peringkat kedua setelah [[PDI-P]].
 
Ketidakpuasan terhadap pemerintahanpamaréntahan [[Megawati Soekarnoputri]] menjadi salah satu sebab para pemilih di Pemilu legislatif 2004 untuk kembali memilih Partai GOLKAR, selain partai-partai lainnya seperti [[Partai Demokrat]], [[Partai Kebangkitan Bangsa]], dan lain-lain. Partai GOLKAR menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.
 
Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonésia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.
Larik 65:
 
=== Peraturan Monoloyalitas ===
Peraturan Monoloyalitas merupakan kebijakan pemerintahanpamaréntahan [[Orde Baru]] yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS) untuk menyalurkan aspirasi pulitiknya kepada [[Golongan Karya]]. Setelah [[Suharto]] mengundurkan diri pada tanggal [[21 Mei]] [[1998]], kebijakan ini dicabut. Sekarang pegawai negeri sipil bebas menentukan wadah aspirasi pulitiknya.
-->
== Ketua Umum DPP Golkar ==