Pulitik: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
c éjaan using AWB
Top4Bot (parembugan | pasumbang)
éjaan using AWB
Larik 19:
 
=== Lembaga pulitik ===
Sacara umum tegesé sawijining [[organisasi]], nanging lembaga bisa uga arupa sawijining kabiasaan utawa prilaku kang duwèni pola. Perkawinan upamané, iku sawijining lembaga sosial, kang diakoni déning nagara liwat [[KUA]] utawa Cathetan Sipil ing [[Indonésia]] apadéné kang diakoni déning masyarakat waé tanpa pangakon [[nagara]]. Jroning bab iki, sawijining organisasi uga arupa prilaku kang duwé pola kanthi mènèhi jabatan marang wong-wong tinamtu supaya bisa ngayahi fungsi kanggo nggayuh tujuan bebarengan, organisasi bisa [[formal]] utawa [[informal]]. Lembaga pulitik iku prilaku pulitik kang duwèni pola jroning babagan pulitik.
<!--
Pamilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga dhémokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Larik 36:
[[Persatuan Bangsa Bangsa]] atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting, karena hampir seluruh nagara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas pulitik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas pulitik cenderung menjadi unipolar dengan [[Amerika Serikat]] sebagai kekuatan [[Hiper Power]], PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan [[multilateral]] dan bukan tindakan [[unilateral]] atau sepihak. Upaya [[AS]] untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya menyerbu [[Irak]] dengan melibatkan [[PBB]], merupakan bukti diperlukannya legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB.
 
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam pulisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk beroperasi di daerahlaladan operasi PBB. Pulisi PBB ini yang menjadi Civpol ([[Civilian Police]]/pulisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonésia.
 
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya pulitik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya ''pemerintahan'' dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu nagara ([[konfederasi]]?).-->