Baya: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
c éjaan using AWB
Top4Bot (parembugan | pasumbang)
éjaan using AWB
Larik 66:
**** ''[[Tomistoma machikanense]]'' (punah, spesies kala Pleistosen dari [[Jepang]])
 
=== Baya ing IndonesiaIndonésia ===
Jinising baya kang ana ing [[Indonésia]] kapengkar minangka [[pitu]] spesies (utawa subspesies) kang ditemukake ing sakubenge kapuloan [[Indonésia]].<ref name="iskandar2000">Iskandar, D.T. 2000. ''Kura-kura dan Buaya IndonesiaIndonésia dan Papua Nugini''. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1</ref>, yakni:
 
* [[Baya Mindoro]] utawa baya Filipina (''Crocodylus mindorensis'')
Larik 77:
* [[Baya senyulong]] (''Tomistoma schlegelii'')
<!--
Keberadaan buaya [[Mindoro]] di [[IndonesiaIndonésia]] (yakni di [[Sulawesi]] timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak [[1996]]. Buaya [[Kalimantan]] (diketahui dari [[Kalimantan Barat]] dan [[Kalimantan Selatan|Selatan]]) statusnya masih diperdebatkan, mengingat jinis ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya air tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. <ref name="iskandar2000"/>
-->
<!-- Catatan: info di bawah ini sudah tercakup di atas, atau akan dipindahkan menurut uraian spesiesnya. –
Buaya Siam, ialah buaya khas yang berasal dari Thailand, penampilannya tidak jauh berbeda dengan Buaya Muara, hanya bentuknya jauh lebih kecil. Walaupun berasal dari Thailand, buaya siam banyak juga terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
 
Sedangkan di seluruh dunia terdapat 23 jinis buaya (termasuk seluruh famili [[Crocodylia]], [[Alligator]], Gharial, serta Caiman). Dari semua jinis tersebut, Buaya Muara ''Crocodylus porosus'' adalah yang terbesar dan terpanjang, Nama dalam basa inggeris dan basa perdagangan internasional untuk Buaya Muara adalah Saltwater Crocodile -sebutan ini berasal dari dan dipopulerkan oleh orang australia, sedangkan nama daerahlaladan untuk jinis ini adalah Buaya Katak, Buaya Bekatak,dan Buaya Air Asin. Buaya Muara hidup di [[muara]]-muara [[sungai]], rawa berair payau,namun sering pula ditemui berenang ke tengah [[laut]], yang ini terkenal karena kerap memangsa manusia.
 
== Distribusi ==
Penyebaran buaya muara meliputi perairan [[IndonesiaIndonésia]] dan [[Australia]], serta nagara nagara lain sekitar IndonesiaIndonésia. Menurut pakar biologi [[Adam Britton]], buaya muara menyebar mulai dari perairan laut [[India]] dan [[Sri Lanka]] di [[Samudera Hindia]] hingga Kepulauan Fiji di Samudera Pasifik.
-->
<!--
Larik 98:
 
=== Serangan buaya ===
Jinis-jinis buaya bertubuh besar dapat sangat berbahaya bagi manusia. [[Buaya muara]] dan [[buaya Nil]] adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di pelbagai daerahlaladan di [[Asia Tenggara]] dan [[Afrika]]. [[Buaya rawa]] dan mungkin pula [[kaiman hitam]] yang terancam punah, juga amat berbahaya. [[Aligator Amerika]] kurang agresif dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.
 
Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di [[Burma]], 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan dengan pasukan infantri yang lebih besar, telah menyeberangi rawa-rawa [[hutan bakau|bakau]] sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi diketahui telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping [[nyamuk]], buaya tercatat sebagai hewan yang paling banyak menyebabkan kematian di tahun 2001. <ref>[http://www.telegraph.co.uk/news/main.jhtml?xml=/news/2002/03/12/namy12.xml Daily Telegraph] - Crocodile girl told that lake was safe to swim in</ref>
Larik 104:
=== Kulit baya ===
[[Berkas:Crocrodile wallets.jpg|thumb|right|200px|Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm]]
Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. [[IndonesiaIndonésia]] mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong di tahun 2002, dengan nagara-nagara tujuan ekspor di antaranya ke [[Singapura]], [[Jepang]], [[Korea]], [[Italia]], dan beberapa nagara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit [[buaya Irian]], dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya.<ref name="caldwell">Caldwell, J. 2004. [http://www.unep-wcmc.org/species/projects/WorldtradeCrocSkins2000-2002.pdf ''World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002'']. [[WCMC]] – [[UNEP]]</ref>.
 
Daging buaya juga dimakan di beberapa nagara seperti di [[Australia]], [[Etiopia]], [[Thailand]], [[Afrika Selatan]], [[Kuba]], dan juga di sebagian tempat di IndonesiaIndonésia dan [[Amerika Serikat]].
-->
<!--
Larik 112:
<!--
=== Konservasi ===
Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jinis buaya di pelbagai nagara yang dimasukkan ke dalam status dilindungi. Empat jinis buaya yang ada di IndonesiaIndonésia, yakni ''Crocodylus novaeguineae'' ([[buaya Irian]]); ''C. porosus'' ([[buaya muara]]); ''C. siamensis'' ([[buaya Siam]]); dan ''Tomistoma schlegelii'' ([[buaya sinyulong]]) telah dilindungi oleh undang-undang.<ref name="mumpuni">Mumpuni. 2001. Reptilia. ''dalam'' M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). ''Jinis-jinis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan IndonesiaIndonésia''. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9</ref>
 
Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jinis-jinis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di IndonesiaIndonésia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.
-->
== Rujukan ==