Norodom Sihanouk: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanpa ringkesan besutan
Top4Bot (parembugan | pasumbang)
éjaan using AWB
Larik 88:
'''Preah Bat Samdech Preah Norodom Sihanouk Varman''' (dilairaké [[31 Oktober]] [[1922]]) arupa mantan Raja [[Kamboja]]. Sawisé mudhun tahta tanggal [[7 Oktober]] [[2004]] panjenengané njupuk gelar Pangeran. Panjenengané dilairaké ing [[Phnom Penh]], putra Nata [[Norodom Suramarit]] lan Ratu [[Sisowath Kossamak]].
 
Sakwéné sajarah [[Kamboja]], Sihanouk nyekel akèh jabatan saéngga ''[[Guinness Book of World Records]]'' nyathet yèn Norodom Sihanouk minangka ahli pulitik sing nyekel jabatan pulitik paling akèh. Iki klebu rong periode minangka [[Monarki|nata]], saperiode minangka [[présidhèn]], rong periode minangka [[perdhana mentri]], lan saperiode minangka [[kepala negaranagara]] tanpa gelaran ing Kamboja, klebu manéka jabatan minangka ketua jroning manéka [[pamaréntahan pelarian]].
 
<!--== Masa muda ==
Norodom Sihanouk mengikuti [[pendidikan dasar|pelajaran dasar]] di sekolah dasar [[Phnom Penh]], [[Ecole Francois Baudoin]], melanjutkan [[pendidikan menengah|pelajaran menengah]] di [[Saigon]] (sekarang [[Ho Chi Minh City]]), [[Vietnam]] dan semenjak itu mengikuti Akademi Militer di [[Saumur]], [[Perancis]]. Saat kakek dari ibundanya, Raja [[Sisowath Monivong]], meninggal pada 23 [[April]] [[1941]], Dewan Mahkota (''Crown Council'') melantik Pangeran Sihanouk sebagai Raja [[Kamboja]], dan dinobatkan pada bulan September tahun yang sama. Beredar desasdésas desus bahwa pelantikan Norodom Sihanouk sebagai raja disebabkan oleh pengaruh atau tekanan Perancis.
 
== Sebagai Raja dan kepala negaranagara ==
Selepas [[Perang Dunia II]] dan pada awal [[1950-an]], politik Raja Sihanouk cenderung ke arah nasionalis dan beliau mulai menyuarakan tuntutan agar Perancis memberikan kemerdekaan dan keluar dari Kamboja, mencerminkan semangat kebanyakan negaranagara di kawasan tersebut, termasuk [[Vietnam]], [[Thailand]], dan [[Laos]]. Dia "membuang diri" ke Thailand pada [[1952]] dan tidak kembali sampai kemerdekaan diberikan. Ia kembali saat permintaannya terkabul dan negaranyanagaranya diberikan kemerdekaan pada [[9 November]] [[1953]]. Pada [[2 Maret]] [[1955]], Sihanouk turun tahta dan ayahanya menjadi Perdana Menteri Kamboja beberapa bulan kemudian. Selepas kematian ayah Sihanouk pada tahun [[1960]], dia sekali lagi dilantik sebagai kepala negaranagara, tetapi tidak dianugerahkan gelar "Raja".
 
Ketika [[Perang Vietnam]] berceramuk, Sihanouk mencoba menetapkan Kamboja sebagai negaranagara netral. Dia mengambil kebijakan silih berganti mendukung [[Tiongkok]] dan [[Amerika Serikat]] dan kemudian mengambil kebijakan [[Jalan Ketiga]] dan dalam politik luar negerinya, di dikenal bersahabat akrab dengan [[Presiden]] [[Soekarno]] dari [[IndonesiaIndonésia]] yang mengupayakan politik bebas aktif dan anti imperialisme seperti yang sering ditulis dan diungkapakan sendiri oleh Presiden Soekarno. Namun, ia gagal dalam usaha menghalangi peperangan meluas sampai ke dalam negaranagara Kamboja. Pada Maret [[1970]], ketika beliau berada di (Tiongkok), sebuah kudeta yang dipimpin oleh [[Lon Nol]], salah seorang panglima militer kepercayaannya dan Pangeran [[Sisowath Sirik Matak]] terjadi yang menyingkirkannya dari kekuasaan. Selepas perebutan kekuasaan Pangeran Sihanouk melarikan diri ke [[Beijing]] dan menyusun pasukan untuk menentang pemerintahan Lon Nol di [[Phnom Penh]], bahkan sempat mendukung dan bersekutubersekuthu dengan [[Khmer Merah]] pimpinan [[Pol Pot]]. Saat [[Republik Khmer]] jatuh ke tangan [[Khmer Merah]] pada April [[1975]], Pangeran Sihanouk diangkat menjadi simbol kepala negaranagara dimana [[Pol Pot]] yang memegang kekuasaan yang sebenarnya. Pada tahun berikutnya, pada [[4 April]], Sihanouk sekali lagi disingkirkan dari jabatannya dan berhenti dari politik. Sihanohuk sekali lagi mencari perlindungan politik di Republik Rakyat Tiongkok dan [[Korea Utara]].
 
[[Invasi Vietnam atas Kamboja]] Desember [[1978]], atas permintaan [[Hun Sen]] dan [[Heng Shamrin]], yang sebelumnya merupakan perwira di jajaran elit Khmer Merah, berhasil menyingkirkan kekuasaan Khmer Merah atas Kamboja. Walaupun mengambil sikap berhati-hati dengan Khmer Merah, Pangeran Sihanouk akhirnya mengadakan aliansi dengan mereka agar dapat membentuk barisan bersatu menentang Vietnam. Pada [[1982]], Norodom Sihanouk menjadi presiden [[Coalition Government of Democratic Kampuchea]] (CGDK), yang mterdiri atas partai FUNCINPEC-nya, KPNLF [[Son Sann]] dan Khmer Merah. Vietnam menarik kekuatan militernya pada tahun [[1989]], meninggalkan pemerintahan pro-Vietnam dibawah pemerintahan Perdana Menteri [[Hun Sen]] yang dikenal sebagai [[Republik Rakyat Kamboja]].
 
== Kembali ke Kamboja dan menjadi Raja ==
Perundingan damai antara CGDK dan PRK berawal tidak lama kemudian, diantaranya melalui forum ''[[Jakarta Informal Meeting]]'' di [[Istana Bogor]], [[IndonesiaIndonésia]] dan berlanjut hingga [[1991]] saat semua pihak setuju untuk penyelesaian dari krisis Kamboja yang ditandatangani di [[Paris]]. Pangeran Sihanouk kembali lagi ke Kamboja pada [[14 November]] [[1991]] setelah tiga belas tahun dalam pengungsian.
 
Pada tahun [[1993]], Norodom Sihanouk dilantik kembali sebagai Raja Kamboja dan putranya H.R.H. [[Norodom Ranariddh]] mengadakan persetujuan dengan dengan Madame [[Marie de Roland-Peel]], Sekretaris Jendral ''[[British Committee for Free Vietnam, Laos, Cambodia & Burma]]'' dan sepakat untuk memasuki ''[[Southeast Asia Imperial & Royal League]]'', diketuai oleh H.I.H. Pangeran [[Nguyen Phuc Buu Chanh]] dari Vietnam.
 
Semenjak kepulangannya dari pengungsian dan menjabat sebagai Raja Kamboja, kesehatannya terganggu dan banyak berita serta pernyataan yang menyatakan bahwa Raja Sihanouk akan turun tahta. Sepanjang awal [[2004]], ia berulang kali ke [[Beijing]], [[Tiongkok]], untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
 
== Kegiatan-kegiatan lain ==
Raja Sihanouk menaruh minat terhadap seni termasuk [[film]] dan [[musik]]. Ia membuat film baik dokumenter maupun cerita sepanjang tahun, menjadi sutradara dalam banyak film dan karya musik. Dia merupakan salah seorang kepala negaranagara dalam kawasan ini yang mempunyai halaman web tersendiri, yang mempunyai penggemar, menarik lebih seribu pengunjung sehari, yang sejumlah besar berasal dari pengguna [[internet]] negaranyanagaranya. Kisah nyata dan tulisan dari Raja diletakkan di situs pribadinya setiap hari untuk dibaca rakyatnya.
 
Raja Sihanouk kembali mengasingkan diri pada [[Januari]] [[2004]], menetap di [[Pyongyang]], [[Korea Utara]], dan [[Beijing]], [[Tiongkok]]. Kemudian mengumumkan pengunduran diri dari tahtanya pada [[7 Oktober]] [[2004]]. Seminggu selepas itu, pada [[14 Oktober]] [[2004]], salah seorang putranya, [[Norodom Sihamoni]] dilantik menggantikannya.-->
Larik 130:
[[Kategori:Nata Kamboja]]
[[Kategori:Perdhana Mentri Kamboja]]
[[Kategori:Kepala negaranagara Kamboja]]
[[Kategori:Lair 1922]]
[[Kategori:Pamimpin Perang Dingin]]