Gunung Krakatau: Béda antara owahan
Konten dihapus Konten ditambahkan
c →Pranala njaba: All info is kept in Wikidata, removed: {{Link FA|fr}} using AWB (10903) |
c mbenakaké éjaan using AWB |
||
Larik 14:
| Easiest route=
}}
'''Krakatau'''
Jeblugan Krakatau nyebabaké owah-owahan iklim global. Donya nganti peteng watara loro setengah dina akibat awu vulkanis kang nutupi [[atmosfer]]. Srengéngé suminar redhup nganti setaun lawasé. Hamburan awu katon ing [[Norwegia]] nganti [[New York]].
Jeblugan Krakatau iki sakbeneré isih kalah dibandhingaké karo jeblugan [[Gunung Toba]] lan [[Gunung Tambora]] ing [[Indonesia]], [[Gunung Tanpo]] ing [[Selandia Anyar]] lan [[Gunung Katmal]] ing [[Alaska]]. Nanging gunung-gunung kasebut njeblug nalika populasi manungsa isih sethithik banget. Sauntara
<!--
== Perkembangan Gunung Krakatau ==
=== Gunung Krakatau Purba ===
Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan [[Andesit|andesitik]].
Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks [[Bahasa Kawi|Jawa Kuno]] yang berjudul ''[[Pustaka Raja Parwa]]'' yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
{{cquote|Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, [[pulau Jawa]] terpisah menjadi dua, menciptakan [[pulau Sumatera]]}}
Pakar geologi B.G. Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai [[Pulau Rakata]], [[Pulau Panjang]] dan [[Pulau Sertung]], dalam catatan lain disebut sebagai Pulau
Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir bertanggung-
jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena
temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan [[Persia purba]],
Larik 61:
Akibat letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung
Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250
meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan
berada di pesisir pantai. [[Tsunami]] ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga
longsoran bawah laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan
|