Megawati Soekarnoputri: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rotlink (parembugan | pasumbang)
c fixing dead links
c éjaan using AWB
Larik 27:
}}
 
'''Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri''' (lair ing [[Yogyakarta]] tanggal [[23 Januari]] [[1947]]) kuwiiku [[Presidhèn Indonesia|Presidhèn]] [[Indonesia]] wiwit [[23 Juli]] [[2001]] - [[20 Oktober]] [[2004]]. Megawati minangka presidhèn [[wadon|wanita]] pisanan lan presidhèn kalima ing [[Indonesia]]. Jenengé luwih dikenal minangka '''Megawati Soekarnoputri''' utawa '''Megawati'''. Tanggal [[20 September]] 2004, Megawati kalah jroning babak kapindho [[Pemilu 2004|pemilu presidhèn 2004]]. Megawati dadi [[presidhèn]] sawisé [[MPR]] nganakakéngonokaké [[Sidang Istimewa]] ing taun [[2001]]. Sidang Istimewa MPR dianakaké kanggo nanggepi langkah [[Presidhèn]] [[Abdurrahman Wahid]] sing bakal mbekokaké lembaga MPR/[[DPR]] lan [[Partai Golkar]]. Megawati dilantik tanggal 23 Juli [[2001]]. Sadurungé wiwit taun [[1999]]-[[2001]], Megawati dadi [[Daftar Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presidhèn]].
<!--
== Kehidupan awal ==
Larik 45:
: Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di [[Surabaya]] [[1993]], Megawati terpilih secara [[aklamasi]] sebagai Ketua Umum PDI.
; 1996
: Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
 
: Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui [[Kongres Medan]]. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, [[Soerjadi]] yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di [[Jalan Diponegoro]].
Larik 51:
: Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal [[27 Juli]] [[1996]] kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan nama [[Peristiwa 27 Juli]]. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa aktivis mendekam di penjara.
 
: Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
 
; 1997
: Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.
 
; 1999
: Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
 
: Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain: memilih [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]] sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan Presiden: 373 banding 313 suara.
Larik 94:
* {{en}} [http://www.forbes.com/2004/08/18/04powomland.html Artikel majalah Forbes: The World's Top Ten Most Powerful Women 2004]
* {{en}} [https://archive.is/20121204142909/www.time.com/time/pow/printout/0,8816,169130,00.html Artikel majalah TIME: The Princess Who Settled for the Presidency]
* {{en}} Wichelen, Sonja van ([[Universitas Amsterdam]]). "[http://www.westminster.ac.uk/__data/assets/pdf_file/0012/20136/3---Megawati-and-Indonesia.pdf Contesting Megawati: The Mediation of Islam and Nation in Times of Political Transition]." ([http://www.webcitation.org/6GyCQKIfI Archive]) ''Westminster Papers in Communication and Culture''. 2006 ([[Universitas Westminster]], London), Vol. 3(2): 41-59. ISSN 1744-6708 (Print); 1744-6716 (Online). p. &nbsp;41-59.
 
{{Kotak_mulai}}
Larik 105:
 
{{DEFAULTSORT:Megawati, Soekarnoputri}}
 
[[Kategori:Lair 1947]]
[[Kategori:Pulitikus Indonésia]]