Yésuit: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
cTanpa ringkesan besutan
Arupako (parembugan | pasumbang)
c éjaan, replaced: yaiku → ya iku using AWB
Larik 1:
{{refimprove}}
[[Gambar:Ihslgoldblueogo.jpg|frame|Logo Serikat Yesus.{{br}}IHS: Iesu Hominum Salvator (Yesus Penyelamat Manusia)]]
'''Sarékat Yésus''' ([[Basa Latin|Latin]]: ''Societas Iesu''), biasa dikenal minangka '''Yésuit''' utawa '''Jésuit''' yaikuya iku [[Ordo Katulik|ordo]] Gréja [[Katulik Roma]]. Sarékat iki diadegaké ing taun [[1534]] déning seklompok mahasiswa pascasarjana saka [[Universitas Paris]] kanca-kancané [[Ignatius Loyola|Iñigo López de Loyola]] (Ignatius Loyola). Wong-wong iki ngangkat sumpah bakal nerusaké kekancan sawisé rampung pasinanon, urip jroning kamlaratan miturut [[Injil]] lan ngayahi misi ing [[Yerusalem]]. Klompok iki nyebut awaké dhéwé minangka ''amigos en el Señor'' — sobat-sot ing sajroning Gusti Allah. Ana ing Indonesia Yesuit dadi pelopor kanggo pakaryan misi ana ing tlatah nuswantara. Ananging, saiki pakaryan para Yesuit luwih akeh ana ing Jawa, utamane ana ing Keuskupan Agung Semarang lan Keuskupan Agung Jakarta.
<!--
== Dhasar ==
Larik 22:
Yesuit juga mendirikan banyak sekolah, yang menarik anak para elit karena metode pengajaran mereka yang maju dan moral yang tinggi. Sekolah Yesuit memainkan peranan penting dalam memenangkan beberapa negara Eropa kembali ke Katolik, setelah beberapa lama didominasi oleh Protestan, terutama [[Polandia]].
 
Sesuai dengan tradisi Katolik Roma, mereka mengajarkan penggunaan upacara dan dekorasi di dalam ritual dan [[devosi]] Katolik. Karena itu, banyak Yesuit perdana yang menonjol dalam seni visual dan pertunjukan maupun dalam [[musik]].
 
Kaum Yesuit berhasil mendapatkan pengaruh yang menonjol pada [[Periode Modern Awal]] karena para imam Yesuit sering bertindak sebagai "[[konfesor]]" raja-raja pada masa itu. Mereka juga berperan penting dalam Reformasi-Katolik dan dalam berbagai misi Katolik karena struktur mereka yang kendur (tanpa harus tinggal dalam suatu komunitas, melakukan "[[doa ofisi]]" bersama, dan lain-lain) membuat mereka lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pada masa itu.
Larik 50:
 
== Yesuit di Indonesia ==
Karya Yesuit di [[Indonesia]] diawali dengan karya Santo [[Fransiskus Xaverius]] dan beberapa imam lainnya di [[Maluku]] sejak pertengahan [[abad ke-16]]. Tetapi karena perseteruan [[Portugal]] dan [[Spanyol]], karya Yesuit ditarik pada pertengahan [[abad ke-17]].
 
Pada tahun [[1859]] Van den Elzen, SJ dan J. Palinckx, SJ tiba di Indonesia, dan memulai kembali karya Yesuit di Indonesia. Pada tahun [[1893]] W.J. Staal, SJ ditugaskan sebagai [[Vikaris Apostolik]] yang berkedudukan di Batavia.
 
Pada [[14 Desember]] [[1904]], [[Van Lith]], SJ membaptis 171 orang di [[Sendangsono]], [[Muntilan]], [[Jawa Tengah]], setelah sebelumnya 4 orang dari desa [[Kalibawang]] dibaptis pada tanggal [[20 Mei]] [[1904]]. Van Lith juga membangun sekolah [[seminari]] menengah di [[Muntilan]]. Seminari ini akhirnya menghasilkan para imam Yesuit pertama dari [[Indonesia]] yang ditahbiskan antara tahun 1926–1928 yaitu F.X. Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan [[Albertus Soegijapranata]], SJ. Dengan keputusan [[Paus Pius XII]] pada tanggal [[1 Agustus]] [[1940]] Vikariat Apostolik [[Semarang]] didirikan, dengan [[uskup]] pertamanya Albertus Soegijapranata, SJ, sebagai uskup pribumi [[Indonesia]] pertama. Seorang imam [[diosesan]], [[Justinus Darmojuwono]], Pr. kemudian menggantikannya sebagai [[Uskup Agung]] [[Semarang]] sejak [[1964]] dan kemudian diangkat menjadi [[kardinal]] pertama dari Indonesia pada [[26 Juni]] [[1967]]. [[Justinus Darmojuwono]] kemudian digantikan oleh [[Julius Darmaatmadja]], SJ sebagai [[uskup agung]] Semarang dan kemudian menjadi uskup agung [[Jakarta]] dan diangkat sebagai [[kardinal]] kedua dari Indonesia.
Larik 67:
Yesuit juga aktif dalam karya komunikasi sosial, pendidikan, pelayanan pastoral, dan sosial kemasyarakatan. Dalam bidang komunikasi Yesuit berkarya dengan menerbitkan ''[[Majalah Hidup]]'', ''[[Majalah Basis]]'', penerbitan [[Cipta Loka Caraka]] dan [[Kanisius]], studio [[Sanggar Prativi]] dan audiovisual Puskat. Dalam bidang sosial kemasyarakatan Yesuit mengupayakan keadilan melalui karya-karya yang sudah dibuatnya antara lain melalui pembinaan para sukarelawan pada [[Institut Sosial Jakarta]] dan [[JRS|Jesuit Refugee Service Indonesia]].
 
Di bidang pendidikan Yesuit aktif melalui sekolah-sekolah umum seperti [[Kolese Kanisius]] dan [[Kolese Gonzaga]] [[Jakarta]], [[Kolese Loyola]] [[Semarang]], [[Kolese De Britto]] [[kota Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Kolese Le Cocq d'Armandville]] [[Nabire]]-[[Papua]], maupun pendidikan khusus teknik dan pertanian seperti SMK [[Kolese Mikael]] [[Solo]], [[ATMI St. Mikael|ATMI St. Mikael (Akademi Teknik Mesin Industri)]] di [[Solo]], SMTIK-[[PIKA]] (Sekolah Menengah Teknologi Kayu Atas-Pendidikan Industri Kayu Atas) di Semarang, SPMA di [[Ambarawa]], KPTT (Kursus Pertanian Taman Tani) di [[Salatiga]], AAK (Aksi Agraris Kanisius) di Semarang.
 
Dalam bidang pendidikan tinggi, Yesuit mengelola [[Universitas Sanata Dharma]] di Yogyakarta dan anggotanya mengajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dalam pelayanan pastoral, Yesuit mengajar agama, membimbing [[retret]], memberi bimbingan rohani, mendirikan pusat riset dan pengembangan di bidang pastoral. Dalam bidang sosial kemasyarakatan, sejumlah Yesuit aktif dalam bidang sosial budaya dan kemasyarakatan. [[Petrus Josephus Zoetmulder]] memiliki pengetahuan mendalam mengenai [[sastra Jawa]] dan berhasil menyusun dua jilid kamus Jawa Kuna.