Sajarah Indonésia: Béda antara owahan
Konten dihapus Konten ditambahkan
c éjaan using AWB |
c éjaan, replaced: desa → désa, sehat → séhat, Indonesia → Indonésia (86) using AWB |
||
Larik 1:
{{Sajarah
'''Sajarah
Yèn dirunut wiwit saka taun 1500-an sajarah Indonésia bisa diklompokaké:
Larik 26:
Pada masa [[Pleistosen]], ketika masih terhubung dengan [[Asia]] Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni pertama adalah fosil-fosil ''[[Homo erectus]]'' [[manusia Jawa]] dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (''[[Homo floresiensis]]'')<ref>Masih diperdebatkan, apakah termasuk ''H. erectus'' atau ''H. sapiens''</ref> di [[Liang Bua]], [[Flores]], membuka kemungkinan masih bertahannya ''H. erectus'' hingga masa [[Zaman Es]] terakhir.<ref>Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. ''Am. J. Hum. Genet.'' 68:432-443) menyebutkan hingga 25.000 tahun yang lalu.</ref>
''[[Homo sapiens]]'' pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 50.000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.<ref>Roberts 1990.</ref> Mereka, yang berciri [[ras]]ial berkulit gelap dan berambut ikal rapat ([[Negroid]]), menjadi nenek moyang penduduk asli [[Melanesia]] (termasuk [[Papua]]) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong ([[Paleolitikum]]). Gelombang pendatang ber[[bahasa Austronesia]] dengan kultur [[Neolitikum]] datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui [[Formosa]] dan [[Filipina]] membawa kultur beliung persegi ([[kebudayaan Dongson]]). Proses migrasi ini merupakan bagian dari [[pendudukan Pasifik]]. Kedatangan gelombang penduduk berciri [[Mongoloid]] ini cenderung ke arah barat,
== Era pra kolonial ==
Larik 39:
=== Kerajaan Hindu-Buddha ===
{{utama|
[[Berkas:Prasasti tugu.jpg|thumb|200px|Prasasti Tugu peninggalan Raja [[Purnawarman dari Taruma]]]]
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wewengkon Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan [[Tarumanagara]] yang dilanjutkan dengan [[Kerajaan Sunda]] sampai abad ke-16. Pada masa [[abad ke-7]] hingga [[abad ke-14]], kerajaan Buddha [[Sriwijaya]] berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok [[I Ching]] mengunjungi kutha krajannya [[Palembang]] sekitar tahun [[670]]. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh [[Jawa Barat]] dan [[Semenanjung Melayu]]. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan [[Hindu]] di [[Jawa Timur]], [[Majapahit]]. Patih Majapahit antara tahun [[1331]] hingga [[1364]], [[Gajah Mada]] berhasil memperoleh kekuasaan atas wewengkon yang kini sebagian besarnya adalah
<p align="justify">
=== Kerajaan Islam ===
{{utama|Kerajaan Islam di
[[Islam]] sebagai sebuah pemerintahan hadir di
Menurut sumber-sumber [[Cina]] menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang [[Bangsa Arab|Arab]] menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai [[Sumatera]]. [[Islam]] pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) [[Raja]] [[Sriwijaya]] [[Jambi]] yang bernama [[Srindravarman]] mengirim surat kepada [[Khalifah]] ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wewengkonnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan [[Tuhan]]. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan [[Islam]] kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula [[Hindu]], masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya [[Palembang]] yang masih menganut [[Budha]].<ref>Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.</ref>
Larik 56:
[[Kesultanan]] [[Islam]] kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir [[abad ke-16]] di Jawa dan Sumatra. Hanya [[Bali]] yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan [[Kristen]] dan [[Islam]] diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan [[abad ke-17|17]], dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar [[dakwah]] atau [[mubaligh]] merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar [[
== Era kolonial ==
Larik 66:
=== Kolonisasi VOC ===
{{utama|
Mulai tahun [[1602]] [[Belanda]] secara perlahan-lahan menjadi penguasa wewengkon yang kini adalah
[[Berkas:VOC.svg|thumb|right|100px|Logo VOC]]
Larik 80:
=== Kolonisasi pemerintah Belanda ===
{{utama|
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir [[abad ke-18]] dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah [[Thomas Stamford Raffles]], pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun [[1816]]. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam [[Perang Diponegoro]] pada tahun [[1825]]-[[1830]]. Setelah tahun [[1830]] sistem [[tanam paksa]] yang dikenal sebagai ''cultuurstelsel'' dalam [[bahasa Belanda]] mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti [[teh]], [[kopi]] dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanagara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang
Pada [[1901]] pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut [[Kebijakan Beretika]] (bahasa Belanda: ''Ethische Politiek''), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang [[pribumi]], dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral [[Johannes Benedictus van Heutsz|J.B. van Heutsz]] pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi nagara
=== Gerakan nasionalisme ===
Pada [[1905]] gerakan nasionalis yang pertama, [[Serikat Dagang Islam]] dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun [[1908]] oleh gerakan nasionalis berikutnya, [[Budi Utomo]]. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden
=== Perang Dunia II ===
Larik 96:
=== Pendudukan Jepang ===
{{utama|
Pada Juli 1942, [[Soekarno]] menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Pada [[9 Agustus]] [[1945]] Soekarno, Hatta dan [[Radjiman Widjodiningrat]] diterbangkan ke [[Vietnam]] untuk bertemu [[Marsekal Terauchi]]. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan
== Era kemerdekaan ==
Larik 108:
=== Proklamasi kemerdekaan ===
{{utama|Proklamasi Kemerdekaan
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada [[16 Agustus]], Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer
Pada [[18 Agustus]] [[1945]] Panitia Persiapan Kemerdekaan
=== Perang kemerdekaan ===
{{utama|
[[Berkas:Proklamasi.png|250px|thumb|right|Teks Proklamasi]]
Larik 122:
Dari [[1945]] hingga [[1949]], persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali kutha krajan kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan [[Yogyakarta]] sebagai kutha krajan mereka. Pada [[27 Desember]] [[1949]] (lihat artikel tentang [[27 Desember 1949]]), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu [[Juliana dari Belanda]] memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal
Lihat pula [http://countrystudies.us/indonesia/16.htm The National Revolution, 1945-50] untuk keterangan lebih lanjut (dalam bahasa Inggris).
Larik 128:
=== Demokrasi parlementer ===
Tidak lama setelah itu,
Peran Islam di
=== Demokrasi Terpimpin ===
{{utama|
Pemberontakan yang gagal di [[Sumatera]], [[Sulawesi]], Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "[[Demokrasi Terpimpin]]". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Pada akhir [[1950-an]] dan awal [[1960-an]], Soekarno bergerak lebih dekat kepada nagara-nagara komunis Asia dan kepada [[Partai Komunis
=== Konfrontasi
{{utama|Konfrontasi
Soekarno menentang pembentukan Federasi [[Malaysia]] dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial [[Inggris]] di wewengkon tersebut. Selain itu dengan pembentukan [[Federasi Malaysia]], hal ini dianggap akan memperluas pengaruh [[imperialisme]] nagara-nagara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada nagara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan [[PBB]] untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap [[Dewan Keamanan PBB]], presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri nagara
=== Nasib Irian Barat ===
Larik 152:
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap [[Papua bagian barat|belahan barat]] pulau [[Nugini]] (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada [[1 Desember]] [[1961]].
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wewengkon tersebut dengan
=== Gerakan 30 September ===
Larik 164:
== Era Orde Baru ==
{{utama|
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan
Pada [[1968]], MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "[[Orde Baru]]" dalam dunia politik
=== Irian Jaya ===
Setelah menolak supervisi dari [[PBB]], pemerintah
=== Timor Timur ===
Larik 180:
Dari [[1596]] hingga [[1975]], Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai [[Timor Portugis]] dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh [[Laut Timor]]. Akibat [[Revolusi Anyelir|kejadian politis di Portugal]], pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, [[Fretilin]], sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham [[Marxisme]], dan [[UDT]], menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada [[7 Desember]] [[1975]], pasukan
Pada masa-masa awal, pihak militer
Pada [[30 Agustus]] [[1999]], rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari
sebuah pemungutan suara yang diadakan [[PBB]]. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer
Pada Oktober 1999, [[MPR]] membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wewengkon
=== Krisis ékonomi ===
Larik 193:
[[Berkas:Suharto resigns.jpg|right|thumb|300px|Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.]]
Pada pertengahan 1997,
== Era reformasi ==
{{utama|
=== Pemerintahan Habibie ===
Larik 207:
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada [[7 Juni]] [[1999]]. [[PDI Perjuangan]] pimpinan putri Soekarno, [[Megawati Sukarnoputri]] keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; [[Golkar]] (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; [[Partai Persatuan Pembangunan]] pimpinan [[Hamzah Haz]] 12%; [[Partai Kebangkitan Bangsa]] pimpinan [[Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) 10%. Pada Oktober [[1999]], MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, [[Kabinet Persatuan Nasional]] pada awal November 1999 dan melakukan ''reshuffle'' kabinetnya pada Agustus [[2000]].
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ékonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ékonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di [[Aceh]], [[Maluku]], dan [[Papua]]. Di [[Timor Barat]], masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-
=== Pemerintahan Megawati ===
Larik 215:
=== Pemerintahan Yudhoyono ===
Pada [[2004]], pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] tampil sebagai presiden baru
Pada [[17 Juli]] [[2005]], sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah
== Catatan kaki ==
Larik 224:
=== Lihat pula ===
* [[Sejarah nama
* [[Sejarah Lembaga Kepresidenan
=== Sumber dan bacaan lebih lanjut ===
* {{en}} [http://www.asianscholarship.org/ejourn/articles/soh_byungkuk.doc Ideals without Heat:
* {{en}} Ricklefs, M.C. 2001. ''A history of modern
* {{en}} Taylor, Jean Gelman. 2003. ''
* {{en}} Schwarz, Adam. 1994. ''A Nation in Waiting:
* {{en}} Sebagian isi artikel ini berasal dari ''Library of Congress''.
* {{id}} Sunanto Musyrifah. ''Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
Larik 240:
* {{en}} [http://www.gimonca.com/sejarah/sejarah.shtml]; alur wektu jroning sajarah indonesia
{{Sajarah provinsi
[[Kategori:Sajarah
[[bn:ইন্দোনেশিয়া#ইতিহাস]]
|