Tim nasional bal-balan Italia: Béda antara owahan

Konten dihapus Konten ditambahkan
Magioladitis (parembugan | pasumbang)
c →‎Paska Piala Dunia 2006: All info is kept in Wikidata, removed: {{Link FA|it}} using AWB (10903)
c Éropah using AWB
Larik 19:
World cup first = 1934 |
World cup best = Juara, [[Piala Donya FIFA 1934|1934]], [[Piala Donya FIFA 1938|1938]], [[Piala Donya FIFA 1982|1982]], {{wc|2006}} |
Regional name = [[Piala EropahÉropah]] |
Regional cup apps = 6 |
Regional cup first = [[Piala EropahÉropah 1968|1968]] |
Regional cup best = Juwara, [[Piala EropahÉropah 1968|1968]]
}}
'''Tim nasional sépak bola Italia''' wis kaping 15 mèlu [[Piala Donya FIFA]]. Tim iki absèn mung ing {{wc|1930}} lan {{wc|1958}}.
 
Federasi bal-balan Italia, [[Federazione Italiana Giuoco Calcio]] madeg taun [[1898]] lan gabung karo [[Fédération Internationale de Football Association]] ing taun [[1905]]. Italia kuwi negara kaloro sawisé Brasil sing paling kerep dadi juwara ing kajuwaraan Piala Donya kanthi papat trofi. Trofi mau digayuh ing taun 1934, 1938, 1982 lan 2006. Saliyané kuwi, ing taun 1968 Italia uga kasil dadi juwara Piala EropahÉropah minangka siji-sijiné trofi Henri Delauney sing tau direbut. Tim Italia dijuluki ''Gli Azzurri'' utawa "si biru langit" ngarujuk marang kostum utamané sing awarna biru.
<!--
== Prestasi Awal ==
[[Berkas:ItaliaPD1934.jpg|left|250px|thumb|Skuad Italia di Piala Dunia 1934]]Tim nasional Italia pertama kali mencuat secara internasional pada tahun [[Piala Dunia FIFA 1934|1934]] seiring dengan gelaran Piala Dunia yang diadakan di sana. Italia, yang saat itu di bawah komando [[Benito Mussolini]] berhasil meraih trofi mereka dengan bantuan beberapa ''[[Oriundi]]'', atau pemain keturunan Italia yang pernah membela negara lain, terutama [[Argentina]].
 
Empat tahun berselang Italia berhasil mempertahankan gelar dalam hajatan yang diadakan di [[Piala Dunia FIFA 1938|Perancis]]. Sukses beruntun Italia tersebut tak lepas dari peran pelatih [[Vitorio Pozzo]] dan kapten tim [[Guiseppe Meazza]]. Sayangnya, Perang Dunia II memupus harapan Italia untuk mencetak ''hattrick'' setelah dibatalkannya Piala Dunia [[1942]]. Menjelang [[Piala Dunia FIFA 1950|Piala Dunia 1950]], Italia mempunyai tim yang dihormati di kancah EropaÉropah, di mana mayoritas pemainnya berasal dari klub [[Torino]] dengan bintangnya [[Valentino Mazzola]]. Sayangnya, sebuah kecelakaan pesawat merampas nyawa seluruh punggawa klub Torino, yang juga berarti mengurangi kekuatan Italia secara signifikan di ajang Piala Dunia yang digelar di [[Brazil]] pada 1950.
 
== Trofi EropaÉropah ==
[[Berkas:BattleofSantiago.jpg|left|200px|thumb|"Battle of Santiago" di [[Piala Dunia FIFA 1962|Piala Dunia 1962]] di Cili]]Selepas tragedi tersebut, Italia tidak pernah berprestasi maksimal. Beberapa ajang Piala Dunia bahkan mencatat sejarah buruk ''Azzurri'', di antaranya yang dikenal dengan "[[Battle of Santiago]]" pada [[Piala Dunia FIFA 1962|Piala Dunia 1962]] di [[Cili]]. Partai antara tuan rumah {{timnas|Cili}} dan Italia tersebut dikenang sebagai salah satu partai terbrutal dalam sejarah Piala Dunia menyusul banyaknya insiden antar pemain. Kekalahan memalukan selanjutnya adalah ketika Italia tersisih di tangan wakil Asia, {{timnas|Korea Utara}} di ajang [[Piala Dunia FIFA 1966|Piala Dunia 1966]] di [[Inggris]].
 
Baru pada [[Piala EropaÉropah 1968|1968]], melalui pemain seperti [[Sandro Mazzola]] (putra dari [[Valentino Mazzola]]), [[Luigi Riva]] dan [[Omar Sivori]], Italia merebut gelar prestisus Kejuaraan EropaÉropah setelah mengalahkan {{timnas|Yugoslavia}} dalam partai puncak. Keberuntungan menaungi Italia ketika di semifinal mereka menyisihkan tim kuat {{timnas|Uni Sovyet}} melalui undian koin!
 
Tim yang memenangi [[Euro 1968]] tersebut dipertahankan pada [[Piala Dunia FIFA 1970|Piala Dunia 1970]] di [[Meksiko]]. Italia melaju ke final setelah melewati partai yang dikenang sebagai pertandingan terbaik sepanjang masa oleh ''[http://www.worldsoccer.com/greatest/matches.php World Soccer]'' melawan {{timnas|Jerman Barat}} yang dimenangi Italia dengan skor 4-3 setelah melewati dua kali perpanjangan waktu. Di final, Italia takluk di tangan tim Samba, {{timnas|Brasil}}, yang diperkuat bintang seperti [[Pele]], [[Carlos Alberto]] dan sebagainya.
 
Sepanjang dekade 70-an, Italia hampa gelar. Satu-satunya prestasi terbaik setelah [[Piala Dunia FIFA 1970|1970]] adalah tampilnya Italia di semifinal [[Piala Dunia FIFA 1978|Piala Dunia 1978]] di [[Argentina]]. Saat itu Italia dilatih oleh [[Enzo Bearzot]] dan masih menampilkan [[Dino Zoff]], kiper yang merebut gelar [[Piala EropaÉropah 1968|Euro 1968]] sebagai penjaga gawang utama.
 
== Era Enzo Bearzot ==
Menyongsong [[Piala Dunia FIFA 1982|Piala Dunia 1982]] yang digelar di [[Spanyol]], kesebelasan Italia diguncang skandal setelah beberapa pemain dan klub lokal terlibat judi ''[[totonero]]''. Di antara pemain yang terhukum adalah striker [[Paolo Rossi]] yang juga tampil di [[Piala Dunia FIFA 1978|Argentina 78]]. Meski tidak banyak bermain di kompetisi akibat hukuman, Bearzot tetap memanggil Rossi sebagai salah satu pemain di Piala Dunia 1982. Bearzot juga masih mempertahankan [[Dino Zoff]] sebagai penjaga gawang, yang sekaligus mengukir rekor pemain tertua yang berlaga di Piala Dunia dengan usia lebih dari 40 tahun.
 
Italia memulai Piala Dunia dengan tidak meyakinkan setelah hanya lolos dari penyisihan Grup 1 dengan modal 3 kali seri. Di pertandingan pertama, kekuatan baru EropaÉropah saat itu, {{timnas|Polandia}} berhasil menahan seri Italia. Tetapi, melawan tim yang dianggap kelas dua, {{timnas|Peru}}, Italia kembali hanya bisa memaksakan hasil imbang. Gol [[Bruno Conti]] dibalas {{timnas|Peru}} tujuh menit jelang pertandingan usai. Pertandingan selanjutnya lebih parah. Melawan {{timnas|Kamerun}}, yang notabene merupakan debutan di Piala Dunia, lagi-lagi Italia bermain seri 1-1. Gol dicetak oleh [[Francesco Graziani]], striker [[Fiorentina]] pada saat itu. Mengumpulkan nilai 3 dari tiga kali imbang, poin Italia disamai oleh Kamerun. Italia beruntung punya tabungan mencetak gol yang lebih banyak daripada {{timnas|Kamerun}}.
 
Di babak selanjutnya, Italia tergabung bersama Grup C, grup maut yang dihuni oleh juara bertahan {{timnas|Argentina}} dan tim kuat {{timnas|Brasil}} yang diperkuat pemain handal macam [[Socrates]] dan [[Falcao]]. Italia beruntung bisa mengalahkan Argentina dengan skor 2-1. Dua gol dicetak oleh gelandang [[Marco Tardelli]] dan [[Antiono Cabrini]]. Hal itu memicu kecaman terhadap taktik Bearzot, dan stok penyerang yang dibawanya. Bearzot menerapkan taktik ''[[catenaccio]]'', mengutamakan pertahanan yang ketat. Salah satu episode terkenal adalah penjagaan ekstraketat dari [[Claudio Gentile]] terhadap bintang Argentina, [[Diego Maradona]].
Larik 55:
Duel antar juara dua kali Piala Dunia tersebut berakhir dengan kemenangan ''Azzurri''. Magi Rossi kembali membawa tuah bagi Italia ketika dia mencetak gol keenam di turnamen ini sekaligus membuka skor. [[Marco Tardelli]] menambah keunggulan Italia, yang dilengkapi dengan gedoran [[Alessandro Altobelli]] untuk membawa negeri ''[[spaghetti]]'' itu memimpin 3 gol. {{timnas|Jerman}} hanya memperkecil kedudukan melalui satu gol [[Paul Breitner]]. Hasil akhir 3-1 untuk kemenangan Italia. Itu menjadi titel dunia ketiga bagi Italia sekaligus menyamai raihan titel {{timnas|Brasil}}. Paolo Rossi tampil sebagai pemain terbaik turnamen dan meraih sepatu emas dengan 6 gol-nya.
 
Ironisnya, Italia justru tidak lolos ke putaran final [[Piala EropaÉropah 1984|Euro 1984]], meski masih bermaterikan tim juara dunia dan pelatih Enzo Bearzot. Prestasi Italia juga tidak meyakinkan selama sisa dekade 80-an, dan baru bangkit pada [[Piala Dunia FIFA 1990|1990]] ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia. Italia terhenti di semifinal oleh {{timnas|Argentina}} bersama [[Diego Maradona]], yang merupakan juara bertahan, dalam drama adu pinalti. Di ''playoff'', Italia berhasil mengalahkan {{timnas|Inggris}} dan merebut gelar hiburan sebagai peringkat ketiga.
-->
<br />
 
'''Skuad Italia ing Piala Donya 1982'''
Baris 69 ⟶ 68:
Pada [[Piala Dunia FIFA 1994|1994]], Italia yang diperkuat bintang [[Juventus]], [[Roberto Baggio]] dan beberapa pemain [[AC Milan]] berhasil melaju sampai final menghadapi {{timnas|Brasil}}. Baggio menjadi bintang ketika mencetak rangkaian gol penentu menuju final. Sayangnya, justru Baggio pula yang menjadi biang kekalahan Italia ketika dirinya gagal mencetak gol dalam drama adu pinalti. Selain Baggio, kapten Italia dan AC Milan, [[Franco Baresi]] juga gagal. Raihan Italia kembali disalip oleh Brasil dengan empat titel.
 
Tahun 1996 dan 1998 adalah catatan kegagalan Italia, masing-masing di [[Piala EropaÉropah 1996|Euro 96]] (yang digelar di Inggris) dan [[Piala Dunia FIFA 1998|Perancis 98]]. Italia tersisih di penyisihan grup setelah kalah dalam selisih gol dengan {{timnas|Republik Ceko}}. Di Piala Dunia 1998, Italia gagal di tangan {{timnas|Perancis}} melalui adu pinalti. Perancis kemudian meraih gelar juara Piala Dunia.
 
Duel antara Italia dan Perancis kembali berulang di final [[Piala EropaÉropah 2000]] yang digelar di [[Belanda]]-[[Belgia]]. Di final, Italia unggul 1-0 sampai menit terakhir ''injury time'' ketika penyerang Perancis [[Sylvain Wiltord]] membawa malapetaka dengan membobol gawang kiper Italia [[Francesco Toldo]] untuk memaksakan perpanjangan waktu. Di babak perpanjangan waktu, [[David Trezeguet]] berhasil mencetak gol untuk Perancis. Saat itu sistem permainan menggunakan sistem ''[[Sudden Death]]'', sehingga Italia dipastikan kalah di final. Kekalahan tragis itu membayangi Italia di [[Piala Dunia FIFA 2002|Piala Dunia 2002]] setelah mereka dipukul oleh tuan rumah {{timnas|Korea Selatan}}. Pasca kekalahan di Piala Dunia 2002, kapten [[Paolo Maldini]] mengundurkan diri sekaligus mengukir rekor sebagai pemain dengan 126 ''caps'', terbanyak sepanjang masa.
 
Drama berlanjut di [[Piala EropaÉropah 2004]]. Pelatih [[Giovanni Trapattoni]] yang juga menangani ''Azzurri'' di [[Piala Dunia FIFA 2002|Jepang-Korea 2002]] gagal membawa Italia lolos penyisihan setelah hanya mengumpulkan nilai 5 dari tiga kali bertanding. Dua tim [[Skandinavia]], {{timnas|Swedia}} dan {{timnas|Denmark}} menyisihkan Italia melalui hitung-hitungan selisih gol yang rumit. Kegagalan itu mengakibatkan Trapattoni mundur dan digantikan oleh [[Marcello Lippi]].
 
== Piala Dunia 2006 ==
Baris 84 ⟶ 83:
Final Piala Dunia 2006 berlangsung di [[Berlin]]. Perancis memimpin terlebih dahulu melalui pinalti[[Zinedine Zidane]] setelah [[Florent Malouda]] terganjal [[Marco Materazzi]]. Tak lama kemudian, Materazzi membalas dengan mencetak gol sundulan menyambut tendangan pojok [[Andrea Pirlo]]. Materazzi pula yang menjadi aktor terusirnya bintang Perancis, Zidane, setelah dirinya ditanduk. Sampai berakhirnya dua kali perpanjangan waktu, kedua tim gagal mencetak gol dan pertandingan dilanjutkan dengan adu tendangan pinalti. Kelima eksekutor Italia berhasil menyarangkan gol, sementara [[David Trezeguet]] gagal mencetak gol untuk Perancis. Italia akhirnya menjadi juara dunia untuk keempat kalinya. Italia mencatat hanya dua kali kebobolan, satu melalui gol bunuh diri Zaccardo, dan satu melalui pinalti Zidane. Hasil itu membuktikan bahwa pertahanan masih menjadi tradisi Italia sesuai dengan pakem ''[[catenaccio]]'' yang mereka anut.
-->
<br />
 
'''Skuad Italia ing Piala Donya 2006:'''
Baris 94 ⟶ 92:
<!--
== Paska Piala Dunia 2006 ==
Setelah kemenangan di Piala Dunia, Marcello Lippi mengumumkan pengunduran dirinya. [[Roberto Donadoni]], mantan pemain [[AC Milan]] dan pelatih klub [[Livorno]] ditunjuk sebagai pengganti Lippi. Pengunduran Lippi rupanya juga diikuti mundurnya dua pilar Azzurri di masa Lippi, [[Francesco Totti]] dan [[Alessandro Nesta]]. Hal itu menambah berat beban Donadoni untuk meloloskan Italia ke putaran final [[Piala EropaÉropah 2008|Euro 2008]] di Swiss-Austria. Meski dengan awalan yang kurang sempurna, Italia akhirnya berhasil memastikan lolos ke putaran final Euro 2008 setelah memenangi laga melawan [[Skotlandia]].
-->
{{tim EropahÉropah}}
<!--{{negara peserta piala dunia 2006}}-->
{{fb start}}
{{bal-balan internasional}}
{{fb end}}
 
{{olahraga-stub}}
 
[[Kategori:Tim nasional bal-balan|Ita]]
 
 
{{olahraga-stub}}